Memimpin Desa Dengan Tasawuf Modern

Oleh : Delfian Giputra Thanta 

(Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Bolaang Mongondow Selatan)

Hari ini dua puluh delapan sangadi (Kepala Desa) di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dilantik, ini merupakan tahapan akhir proses demokrasi di Desa yang penuh dengan dinamika.

Raut sukacita tergambar jelas diwajah keluarga dan para “pendukung”, Tapi euforia ini tidak bisa berlarut-larut karena pekerjaan rumah di Desa harus segera diselesaikan.

Seorang sangadi merupakan pemimpin yang diberikan Amanah oleh masyarakat di Desa dengan proses demokrasi yang kita anut, dipilih secara langsung. Seseorang yang diamanahi tanggung jawab untuk menakhodai “armada” desa menuju kesejahteraan masyarakat desa.

Setelah pelantikan ini kita berharap ada pembangunan-pembangunan fisik yang massif dan inovasi-inovasi tingkat tinggi dari BUMDES yang dikelola setiap Desa untuk “mengeruk” PADes sebanyak-banyaknya, kenapa? Ya karena sebagaimana lazimnya sebuah perubahan diawali dengan pergantian pucuk pimpinan tertinggi di Desa.

Pergantian pucuk pimpinan dalam sebuah organisasi termasuk pemerintahan merupakan hal biasa, namun menjadi menarik ketika ekspektasi tinggi disematkan kepada pemimpin yang baru ditambah dengan komparasi yang berlebihan dengan pimpinan sebelumnya, sehingga dalam beberapa kondisi memunculkan fenomena baru di dalam tubuh organisasi.

Dalam perspektif penulis, untuk memimpin Desa diperlukan pendalaman spiritual yang tinggi, tentu ada banyak teori dan konsep serta metode kepemimpinan yang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun bagi penulis, pendekatan yang perlu dilakukan untuk Bolaang Mongondow Selatan adalah pendekatan spiritual.

Mengapa menggunakan pendekatan spiritual? Faktor pendorongnya adalah Visi daerah yang dibangun dengan pondasi religius pada awal-awal pemekaran yang telah menjadi stereotype Bolaang Mongondow Selatan.

Faktor lainnya adalah aspek spiritual ini memiliki “daya dorong” berdimensi vertikal yang berimplikasi pada pelaksanaan pemerintahan di Desa yang baik dan demokratis yang secara historis punya kaitan erat dengan dimensi spiritual masa lampau.
Dalam mengelola kepemimpinan ,khususnya di desa, seorang kepala desa harus memiliki sifat-sifat layaknya seorang sufi, artinya ia memimpin dengan pondasi spiritual yang kokoh sehingga bisa menjadi arif dan adil dalam mengelola desa yang dipimpinnya.

Buya hamka dalam bukunya tasawuf modern lebih menekankan pada konsep tauhid yang seiring dengan semangat sila pertama Pancasila. Dalam konsep ini Hamka menempatkan tuhan terpisah dari makhluk, tetapi sekaligus terasa dekat dengan hati.
Tasawuf nya Hamka berbeda dengan tasawuf para sufi lainnya, Hamka menempatkan tasawuf melalui taat beribadah secara langsung dan privat sekaligus memahami esensi ibadah tersebut. Hakikatnya ,ibadah kepada tuhan akan berdampak pada kepekaan sosial yang tinggi.

Ada empat konsep tasawuf Hamka.
Pertama, Hawa Nafsu dan Akal, menurut hamka ada tiga tingkatan dalam melawan hawa nafsu, pertama adalah kalah dengan hawa nafsu sehingga kita diperbudak oleh nafsu, kedua adalah pertarungan dengan hawa nafsu sehingga memungkinkan kalah dan menang, dan ketiga adalah mampu mengendalikan hawa nafsu.

Seorang kepala desa tentu dihadapkan pada tiga tingkatan dalam proses pertarungan dengan hawa nafsu ini, dalam mengelola pemerintahan desa yang kompleks diperlukan kebijaksanaan yang mungkin tidak mengenakan bagi orang lain bahkan diri sendiri namun itu merupakan jalan yang harus dipilih. Namun hawa nafsu itu tidak selamanya tercela, karena pada suatu titik kita harus menggunakan hawa nafsu itu misalnya pada saat mempertahankan diri, berikhtiar dan menangkis marabahaya. Kemudian Akal, dengan akal manusia mampu membedakan mana yang baik dan buruk bagi dirinya dan masyarakat sehingga keputusan-keputusan yang diambil tidak merugikan.

Kedua, Ikhlas. Ikhlas menurut hamka merupakan perbuatan tanpa pamrih, semata-mata dilakukan untuk tujuan dasarnya. Ibarat emas, ikhlas itu harus murni, tidak tercampur dengan sifat yang bermuatan lainnya sehingga mempengaruhi kemurniannya.
Seorang Kepala Desa harus meluruskan niatnya, tulus dan ikhlas dalam mengemban Amanah, bekerja tanpa pamrih untuk membangun desa tercinta. Seseorang yang tidak ikhlas dalam bekerja akan mempengaruhi hasil dari usahanya tersebut.

Ketiga adalah Qona’ah. Menurut hamka, qona’ah adalah menerima pemberian allah dengan penuh keridhaan baik banyak maupun sedikit karena yakin bahwa allah mengetahui berapa banyak yang kita butuhkan, sifat qana’ah ini merupakan sikap syukur yang tinggi sehingga merasa cukup dengan apa yang dimiliki.
Qona’ah erat dengan Tawakal , dengan tawakal kita menyerahkan semua apa yang kita usahakan hanya kepada Allah, tawakal merupakan puncak tertinggi dari do’a dan ikhtiar yang maksimal, dengan tawakal kita menggantungkan harapan kepada sang khalik pemilik kehidupan.

Keempat, Kesehatan jiwa pada konsep ini diantaranya terdapat syaja’ah yaitu berani pada kebenaran, sifat iffah yaitu pandai menjaga kehormatan batin, hikmah yaitu tahu rahasia dari pengalaman kehidupan dan adalah yaitu adil walaupun kepada diri sendiri.
Keempat sifat ini semuanya merupakan sifat budi pekerti, yang pada prakteknya jika berlebihan maka akan menimbulkan sifat zalim sedangkan jika kurang akan menimbulkan sifat hina.

Keempat konsep itu merupakan konsep yang harus diterapkan ketika menjadi pejabat publik, termasuk juga kepala desa, ada beberapa konsep lagi yang terdapat dalam tasawuf modern nya Hamka, penulis hanya mencantumkan Sebagian. Bukan berlebihan mengapa hal ini dilakukan, harapannya agar konsep ini bisa dimulai dari Desa, sehingga bisa ditularkan pada level yang lebih tinggi. Sembari kita mengevaluasi diri ,merenungi perjalanan kita, sehingga pada suatu titik kita bisa menerapkannya kpada diri kita msaing-masing bukan hanya kepada pemimpin. Jika ini tercapai, maka antara Pemimpin dan masyarakat akan tercipta keharmonisan yang langgeng.

Komentar Facebook
Bagikan Berita ini

Baca Juga

Diah Nur Cahyani Ingin Menjadi Orang yang Bermanfaat Untuk Orang Lain

KilasBMR.COM,BOLSEL – Diah Nur Cahyani, yang saat ini merupakan seorang Protokoler Bupati di Kabupaten Bolaang …