KILASBMR.Com,BOLSEL– Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) terus berupaya menurunkan angka stunting.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang), melalui Sekretaris James F. Lumangkun, S.Hut, mengungkapkan bahwa stunting di Bolsel justru semakin rendah dibandingkan daerah lain.
Menurut data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) Kementerian Kesehatan, sejak 2019 angka stunting di Bolsel turun dari 15,55 persen menjadi hanya 2,05 persen pada Oktober 2024.
Ia pun membeberkan, penurunan ini tercapai melalui pelaksanaan intervensi spesifik dan sensitif.
“Intervensi spesifik mencakup perbaikan gizi, pemberian makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil, serta penanganan balita gizi buruk melalui posyandu,” jelas James.
Bahkan, demi menurunkan angka Stunting, Pemerintah daerah mempunyai program Bolsel Tuntaskan Stunting (BTS) untuk mempercepat penurunan stunting.
Pemkab Bolsel meluncurkan program “Bolsel Tuntaskan Stunting” (BTS) pada tahun 2023. Program ini bertujuan memberikan bantuan segera kepada balita stunting hasil pengukuran bulanan.
“Jika ada peningkatan kasus pada September, bantuan langsung diberikan di bulan berikutnya, seperti pada Oktober,” ungkap James.
Bahkan, menurutnya Program BTS ini melibatkan berbagai elemen, termasuk pemerintah desa dan masyarakat setempat, untuk memastikan penanganan kasus stunting berjalan efektif dan tepat sasaran.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan Pemkab Bolsel dalam menangani kemiskinan dan stunting, harapannya adalah kualitas hidup masyarakat semakin meningkat dan stigma daerah termiskin serta angka stunting tertinggi dapat dihilangkan dari Kabupaten Bolsel.
(Utha)