Refleksi 12 Tahun P3IKM : Bukan Hanya Soal Organisasi dan Geografis Melainkan Mentality

Tahun lalu seusai Mubes saya langsung ditawari menjabat sebagai Majelis Pembina Organisasi P3IKM (Persatuan Pemuda Pelajar Indonesia Kota Molibagu), saya akhirnya bersedia, meskipun sebenarnya tanpa jabatan itu saya pun bisa memberikan masukan bagi pengurus , tapi kemudian saya ambil karena lebih baik memberikan masukan dari dalam .Mungkin lebih baik begitu.

Hari ini 10 April ,usia P3IKM genap 12 tahun, umur yang masih cukup belia, lebih muda dari Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Apalagi dibandingkan dengan umur Molibagu yang tercatat telah berusia 119 tahun (dihitung dari Masa pemerintahan Raja Hassan Van Gobel di Molibagu) namun dengan umur yang belia ini, para kader alumni organisasi ini mampu berbicara banyak dan memberikan sumbangsih bagi Ibukota Bolaang Mongondow Selatan, Molibagu dan sekitarnya (Toluaya,Popodu,Sondana,Soguo dan Pintadia) bahkan Bolsel pada umumnya.

P3IKM adalah organisasi yang menjadi wadah pemersatu bagi pemuda dan pelajar di Molibagu dan sekitarnya kurang lebih 12 tahun terakhir ini, setelah sebelumnya para pelajar dan mahasiswa Molibagu lebih banyak berkumpul dalam paguyuban FKMPIBU (Forum Keurukunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Bolaang Uki) dan KPMIBMS (Kerukunan Pelajar Indonesia Bolaang Mongondow Selatan), namun setelah P3IKM berdiri, Pelajar asal Molibagu dan sekitarnya punya wadah tersendiri.

Kehadiran P3IKM memang menjadi sangat penting karena mampu menyatukan perbedaan dengan kesamaan culture¸ karena di paguyuban sebelumnya memang terjadi dikotomi antara pelajar disebabkan luasnya wilayah dan perbedaan culture yang mencolok. Sehingga P3IKM benar-benar menjadi rumah besar bagi pelajar Molibagu dan sekitarnya.

Tema yang diangkat tahun ini “Aktualisasi 12 Tahun P3IKM yang lebih Maju,Kreatif dan Kolektif” , saya menafsirkan secara harfiah tema itu sebagai peningkatan kemampuan diri menjadi lebih progresif dengan karya yang baru secara bersama-sama. Atau lebih sederhana tafsir bebasnya yaitu, meningkatkan kemampuan diri menjadi lebih progresif dengan kreatifitas secara bersama-sama. Tentu panitia punya tafsir resminya sendiri. Ini merupakan tema yang secara umum bisa diartikan sebagai gotong royong menuju organisasi yang berkemajuan, sesuai dengan salam yang biasa dipakai dalam organisasi yaitu “Salam Mohobatu”.

Tidak bisa dimungkiri P3IKM dalam kiprahnya selama 12 tahun telah memberikan warna bagi pembangunan di daerah, yaitu dengan mencetak kader-kader yang memberikan kontribusi baik dalam pemerintahan, ekonomi dan sosial kemasyarakatan.

Saya pribadi tahu betul bagaimana karakter Pelajar Molibagu dan sekitarnya, sejak masa-masa FKPMIBU, KPMIBMS hingga P3IKM. Dalam tulisan ini saya mencoba memberikan dua pandangan yang mungkin bisa menjadi refleksi di hari jadi yang ke 12 ini, atau hanya dianggap angin lalu, tidak mengapa, sebagai Majelis Pembina organisasi saya merasa terpanggil untuk memberikan pandangan.

Pertama, Organisasi ini perlu memiliki ideologi gerakan, meskipun ini adalah organisasi paguyuban, namun tidak salah jika menyematkan ideologi atau pandangan hidup organisasi ke dalam AD/ART. Sesuai pengalaman ,meskipun zaman terus berubah namun ada karakter yang tidak bisa hilang dari pelajar Molibagu selama turun temurun yaitu intelektual, kreatifitas, humanitas dan kecintaan akan nilai budaya daerah tidak pernah pudar, ini menjadi karakter dasar pelajar Molibagu pada umumnya dan melekat pada P3IKM.

Ini bisa ditinjau dari berbagai prestasi yang diraih organisasi ini dalam bidang akademis, soal kreatifitas dan inovasi jangan ditanya lagi, apalagi masalah kemanusiaan , organisasi ini tidak pernah absen dan turut aktif. Bahkan kader-kadernya menjadi tulang punggung organisasi relawan di daerah semacam PEREDAM (Persatuan Relawan Muda Molibagu) dan MDMC (Muhammadiyah Disaster Managemen Centre) .Ada banyak kegiatan yang sudah dijalankan sehingga menguatkan identitas organisasi. Bahwa karakter ini terus tertanam pada pelajar Molibagu termasuk P3IKM,meskipun tidak tercantum dalam AD/ART Organisasi, tapi jika digali, maka saripati jatidiri pelajar Molibagu umumnya, tidak berlebihan kalau saya pribadi menyematkan ideologi organisasi ini dengan empat dasar yaitu ,Intelektualitas,Kreatifitas,Humanitas dan Cultural.

Empat pondasi ini menjadi ideologi kader-kader P3IKM sadar atau tidak , bahwa kader-kader P3IKM punya intelektualitas saya bisa jamin, punya kreatifitas , bisa dilihat sendiri, bahwa P3IKM punya kepedulian akan budaya , semua bersaksi, dan bahwa semua punya kepedulian masalah kemanusiaan , itu sudah pasti.

Bagi saya pribadi, ideologi ini merupakan prinsip dan jatidiri P3IKM, kebanggaan akan ideologi ini terus tertanam dalam diri setiap kader, saya memplesetkan istilah Oza Rangkuti bahwa, P3IKM itu bukan masalah Organisasi dan geografisnya, melainkan Mentality. Mental P3IKM itu terbentuk dalam empat ideologi itu. Sehingga siapapun dia, darimanapun dia, jika telah memiliki pandangan searah dengan ideologi itu, maka dialah P3IKM. P3IKM bukan masalah kamu dari Soguo atau Popodu, tapi selama kamu nongkrong di kedai kopi pesan Boba topping mozarela dan bicara kebudayaan,ide kreatif dan kemanusiaan, kamu adalah P3IKM. .

Kedua,perkuat literasi, ini merupakan saran konstruktif bagi perkembangan organisasi ,saya pribadi berharap kader-kader P3IKM terus berkarya memperkuat gerakan, terutama dalam literasi. Sebagai pelajar , tentu gerakan literasi menjadi sangat penting, karena dengan begitu , kita terus berdialektika sehingga memperkaya khasanah intelektualitas. Di usia yang ke 12 ini, P3IKM harus terus berbenah diri, dengan tema yang progresif ini harapan saya ke depan akan lahir kader-kader muda yang punya kecakapan literasi yang tinggi terutama dalam memberikan gagasan lewat tulisan-tulisan yang bermutu demi pembangunan daerah kedepannya.Coba kita lihat hari ini, berapa jumlah kader yang concern dalam menulis, bisa dihitung dengan jari, padahal literasi itu merupakan ciri khas pelajar , bukan hanya membaca, melainkan menulis kemudian mengkajinya.Ini yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua, namun saya mempunyai harapan yang besar bahwa suatu saat nanti akan ada kader-kader P3IKM yang mampu.

Akhirnya, dengan memperkuat ideologi dalam setiap perkaderan niscaya P3IKM akan melahirkan kader-kader yang mampu memberikan sumbngsih yang besar bagi negara dan bangsa khususnya Bolaang Mongondow Selatan.

P3IKM bukan Cuma soal organisasi dan geografis, melainkan di dalam hati.
Mental yang membuat kita berbeda dan itu yang membuat kita kuat.

Dirgahayu ke 12 P3IKM, Salam Mohobatu.

Oleh : Delfian Thanta
Penulis adalah anggota Majelis Pembina Organisasi P3IKM.

Komentar Facebook
Bagikan Berita ini

Baca Juga

Jelang HUT Bhayangkara, Satuan Samapta Polres Bolsel Tingkatkan Patroli Miras dan Sajam

KILASBMR.Com,BOLSEL – Satuan Samapta (Sat Samapta) Polres Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) terus menggencarkan kegiatan patroli …